Peran teknologi dalam pembelajaran Daring dan Luring.
Mungkinkah Pembelajaran Daring (Online) dan Luring (Offline) bertransformasi menjadi Pembelajaran "Darling" yang dirindukan siswa.
Penghujung tahun 2019 merupakan tragedi besar yang meluluhlantakkan tatanan dunia. Seluruh negara di dunia bahkan negara-negara adidaya, penguasa ekonomi dunia bertekuk lutut di bawah Kungkungan virus Covid-19. Betapa dahsyatnya tragedi Covid-19 yang bisa menghancurkan hampir seluruh sendi kehidupan manusia abad 21 saat ini. Namun di balik musibah Corona membawa hikmah yang besar. Ternyata di tengah kehancuran dan porak porandanya ekonomi dunia akibat virus Corona, tersimpan berjuta-juta hikmah bagi manusia, tergantung dari sisi mana ia berkaca. Dari sisi religiusitas bencana Corona mendekatkan diri manusia kepada Sang Khaliq (Penciptanya) yang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini. Kekuatan manusia tak ada apa-apanya dibanding kekuasaan Allah SWT. Manusia super hebat sekalipun tak punya kendali apapun atas makhluk super kecil berupa virus ciptaan Allah. Betapa pandemi ini sungguh-sungguh telah menghapus segala kesombongan dan kecongkakan manusia yang tiada berdaya.
Sektor Pendidikan adalah salah satu yang paling terkena imbas dari semua permasalahan ini. Karena perubahan pola hidup yang drastis setelah pemberlakuan Lockdown di sebagian negara dan wilayah tertentu. Dan konsekuensinya bagi perubahan kurikulum serta sistem pendidikan hampir di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Semua menyesuaikan dengan situasi dan kondisi nyata yang ada di lapangan, agar tidak tertinggal dan tergilas oleh keadaan yang serba sulit.
Pandemi ini telah memaksa kita semua mencari jalan alternatif untuk bertahan hidup dalam keterbatasan. Bagi dunia pendidikan menuntut untuk tetap bisa menyelenggarakan pendidikan bagi peserta didik walau dengan Pembelajaran Jarak Jauh. InformationTeknologi (IT) atau Teknologi Informasi adalah sebuah keniscayaan bagi dunia pendidikan dalam menyesuaikan diri dengan kondisi terkini. Dilihat dari urgensinya, maka kami sebagai pendidik dituntut untuk segera dapat mengejar ketertinggalan tersebut.
Setelah pemerintah menetapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh, dengan model pembelajaran Daring dan Offline sebagai salah satu solusinya, persoalan ini dapat teratasi. Walaupun terdapat berbagai kendala di sana sini, namun penyelenggaraan pendidikan mulai menemukan titik terang. Tinggal mempersiapkan para pendidik untuk dapat melaksanakannya dengan baik. Namun dalam kenyataannya tuntutan kurikulum baru (pandemi) tidak serta merta diikuti dengan kemampuan Teknologi Informasi/ Information Technology para pendidik. Beberapa sekolah mengadakan workshop untuk menambah wawasan dan keahlian guru di bidang IT. Seperti yang sudah terealisasi di sekolah kami SMPN 4 Mataram, pada awal tahun ajaran baru 2020/2021 tanggal 22 - 24 Juli 2020. Atas dukungan dari semua pihak Kepala Sekolah Drs. Jupni Amri, Pengawas Dra. Ni Nyoman Swathi, M.Pd dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Drs. H. L. M. Fatwir Uzali, M.Pd, akhirnya workshop berjalan dengan lancar. Acara ini dibuka langsung oleh bapak Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram.
Pelatihan IT tersebut sangat membantu kami para guru untuk menambah wawasan dan kemampuan kami dalam menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara dan video. Bagi kami guru-guru paruh baya (guru-guru 'old'), IT adalah sesuatu hal yang baru, dan agak awam memakainya. Akan tetapi bagi guru-guru muda (guru-guru milenial), IT adalah sebuah hal yang lumrah, karena mereka sudah terbiasa dengan kehidupan modern sejak belia. Kami berupaya untuk mengikuti tuntutan dan perkembangan zaman, agar tetap menjadi seorang guru profesional yang selalu didambakan oleh siswa didiknya. Dengan tekad dan upaya yang kuat kami berusaha walau harus mengorbankan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Memang benar kata pepatah "belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, dan belajar sesudah dewasa bagaikan mengukir di atas air". Ketika saya mempelajari sebuah metode pembelajaran online seperti membuat soal ujian semester di Google Form butuh waktu seminggu sampai soal itu jadi dan siap dikirim ke peserta didik. Cara membuat link dan mengirimnya pun saya tak tahu. Hingga saya selalu belajar dan bertanya kepada semua orang yang dijumpai, di sekolah dengan teman sejawat, di rumah dengan anggota keluarga hingga harus membuka aplikasi dan bertanya dengan mbak "You Tube". Saat saya membuat video pembelajaran, saya harus mengulangnya sampai berkali-kali hingga terasa pas karena belum terbiasa dan terasa kaku, walaupun saya sudah terbiasa mengajar di dalam kelas selama puluhan tahun. Dan peralatan yang serba terbatas dengan gawai dan ruangan tanpa kedap suara, sehingga semua suara bisa masuk ke dalam video pembelajaran, mulai dari suara burung peliharaan, suara televisi hingga abang dagang kue bakpao ikut serta mengiringi video pembelajaran. Karena tempat tinggal saya berada di perumahan BTN yang notabene mungil serba minimalis. Menggelikan sekaligus menjengkelkan memang. Hingga akhirnya jerih payah saya terbayar sudah, karena mulai terbiasa dengan pembelajaran Daring.
Berbagai metode pembelajaran telah dipelajari dan dilakukan mulai Meeting Live, Video Pembelajaran, Materi Pembelajaran dalam bentuk Power Point dan PDF, serta latihan soal/ ulangan di Google Form dan tugas/ materi di Google Classroom. Semuanya memberi kesan berbeda dalam mempelajarinya, baik dari segi kesulitan dan proses pembuatannya. Alhamdulillah dengan langkah perlahan tapi pasti akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas-tugas , meski banyak kekurangan di sana-sini.
Tak terasa sudah tujuh bulan lamanya kami para guru berjibaku dengan Pembelajaran Daring. Berbagai kendala yang kami hadapi mulai dari menyiapkan bahan/ materi pelajaran, proses pembuatan serta kendala yang berasal dari peserta didik. Hal ini membuat kami para guru "Old" (paruh baya) cukup sibuk dan agak kelabakan karena belum terbiasa. Sementara dari peserta didik, ada yang belum paham cara bergabung di kelas online Google Classroom dan Google Form, dan belum tersedianya sarana prasarana baik gawai android dan kuota internet. Karena tidak semua anak didik kami memiliki gawai dan berasal dari keluarga mampu. Tetapi kami tetap menghargai upaya mereka yang meminjam gawai teman atau tetangga untuk mengerjakan tugas dengan segala keterbatasannya. Hingga ada yang berupaya datang ke sekolah untuk meminta print out materi dan ikut Ulangan Tengah Semester Ganjil. Apresiasi yang besar kami berikan untuk mereka semua.
Pertanyaannya sekarang, mampukah pembelajaran Daring menjadi pembelajaran "Darling" yaitu pembelajaran yang menyenangkan penuh dengan kasih sayang dan dirindukan oleh peserta didik. Salah satu kelemahan dari sistem pembelajaran Daring adalah tak mampu menghadirkan ruh guru sebagai pendidik dan suasana kelas yang mendukung untuk pembelajaran. Walaupun guru telah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi setiap minggunya, tapi tidak serta merta diimbangi dengan meningkatnya respon siswa. Justru malah sebaliknya respon mereka tetap ajek bahkan mulai berkurang. Kemungkinan banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, seperti rasa bosan dan jenuh serta kelelahan fisik karena terlalu banyak tugas atau kelelahan psikis karena mereka tidak berinteraksi langsung dengan guru dan teman-temannya selama hampir delapan bulan lamanya. Hal ini tidak bisa dipungkiri lagi, karena bagaimanapun manusia tetaplah makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran orang lain dan berinteraksi antar manusia. Ketika mereka berinteraksi menimbulkan rasa kasih sayang dan kegembiraan hingga terbangun kedekatan dan kecocokan (chemistry) antara guru dan siswa atau sebaliknya. Ikatan atau jalinan yang kuat ini diharapkan mampu menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi bagi siswa.
Untuk mengisi kesenjangan ini dari awal mula pembelajaran, semua guru memperkenalkan diri melalui video singkat berupa "Kine master" dan "Inshoot" tentang profil guru Mata Pelajaran dan wali kelas pada Minggu pertama. Pada Minggu kedua dilanjutkan dengan mensosialisasikan tata tertib sekolah dan kontrak belajar agar siswa paham dan mampu melaksanakannya. Pada setiap pembelajaran guru berusaha menampilkan sosok/wajahnya melalui video dan foto-foto sebagai upaya membangun ikatan batin yang kuat antara guru dan siswa. Di samping itu guru juga selalu berkomunikasi melalui Wa grup kelas dan mata pelajaran serta wa pribadi. Untuk menghilangkan kebosanan pada siswa, guru berupaya menyajikan materi pembelajaran yang variatif dengan metode yang berubah-ubah setiap Minggu, yaitu Meeting Live, Video Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Soal Jawab dan Latihan Soal (Google Classroom dan Google Form).
Oleh karena itu peran teknologi terkini sangat penting untuk menjadikan pembelajaran Daring dan Luring menjadi pembelajaran "Darling" yang menyenangkan bagi siswa. Tugas guru sekarang adalah bagaimana membuat pembelajaran yang menyenangkan dan dinantikan siswa serta dapat memenuhi keingintahuan mereka akan materi pembelajaran. Bukan hanya sebagai media transfer ilmu pengetahuan tapi juga pendidikan yang penuh makna sehingga mampu membangun karakter siswa menjadi manusia Indonesia yang paripurna sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional.
Semoga tujuan pendidikan Nasional tercapai sehingga Indonesia menjadi negara yang bermartabat dan digdaya di dunia. Perjuangan kita masih panjang. Selamat Hari Guru ! Hidup guru Indonesia ! Semoga jasa-jasamu tertulis dalam untaian tinta emas di sisi Allah SWT. Amin.
http://gurupenggerakindonesia.com
Profil Penulis
Yuniar Hayati, S.Ag
Lahir di Mataram, NTB tanggal 18 Juni 1973. Merupakan putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Abdul Wahab H.I. dan Alm. Rochmatin. Menempuh pendidikan SDN 4 Dasan Agung di Mataram (lulus tahun 1985), Mts Muhammadiyah Blabak, Mungkid Magelang (lulus tahun 1988), MA Assalaam Surakarta (lulus tahun 1991), Universitas Muhammadiyah Malang (lulus tahun 1995). Penulis adalah seorang pendidik di SMPN 4 Mataram, yang memiliki hobi membaca, memasak, menjahit dan traveling. Bercita-cita bahagia di dunia dan akherat dan bermanfaat untuk sesama. Memiliki tiga orang putri remaja dengan sang suami Mustofa, S.Pd
Komentar
Posting Komentar